TEORI
KEMUNGKINAN (PROBABILITAS)
Teori probabilitas atau peluang
merupakan teori dasar dalam pengambilan keputusan yang memiliki sifat
ketidakpastian.
Ada 3
pendekatan :
·
Pendekatan klasik
·
Pendekatan empiris
·
Pendekatan subyektif
PENDEKATAN
KLASIK
Apabila
suatu peristiwa (Event) E dapat terjadi sebanyak h dari sejumlah n
kejadian yang mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi maka probabilitas
peristiwa E ata P(E) dapat dirumuskan :
P(E) = h n
misalnya:Bila
sekeping koin dilempar sekali, maka secara logika dikatakan bahwa masing-masing
sisi mempunyai peluang yang sama , yaitu 0,5 karena koin hanya terdiri atas dua
sisi masing-masing, dan masing-masing sisi mempunyai kesempatan yang sama untuk
muncul atau dicatat. P(A) = P(B) = 0,5
PENDEKATAN
EMPIRIS
Perumusan
perhitungan berdasarkan pendekatan empiris adalah atas dasar pengertian
frekuensi relatif. Pendekatan ini dilakukan karena pendekatan perhitungan
klasik dipandang memiliki beberapa kelemahan. Dalam kenyataan , syarat yang
ditetapkan jarang dapat dipenuhi.
Suatu
peristiwa E mempunyai h kejadian dari serangkaian n kejadian
dalam suatu percobaan, maka peluang E merupakan frekuensi relatif h/n ,
dinyatakan sebagai :
P (E) = lim h n
untuk n
mendekati nilai tak terhingga.
PENDEKATAN
SUBYEKTIF
Pada
pendekatan subyektif, beberapa orang dapat saja memiliki keyakinan yang berbeda
terhadap terjadinya suatu peristiwa, meskipun informasi yang diterima berkaitan
dengan peristiwa tersebut adalah sama. Hal tersebut disebabkan karena setiap orang
berpikir dam mempunyai keyakinan yang berbeda terhadap suatu masalah yang sama.
Dari
pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum mengenai
probabilitas, yaitu sebagai berikut :
Probabilitas
adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak)
Oleh
karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas
memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 0 ≤ P (E) ≤ 1
Artinya
:
Jika P= 0 disebut probabilitas
kemustahilan artinya kejadian atau peristiwa tersebut tidak akan terjadi
Jika P = 1, disebut probabilitas
kepastian , artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti terjadi
Jika 0< P< 1, disebut probabilitas
kemungkinan , artinya kejadian atas peristiwa tersebut dapat atau tidak dapat
terjadi.
Jika
kemungkinan terjadinya peristiwa E disebut P (E) maka besarnya probabilitas
bahwa peristiwa E tidak terjadi adalah :
P (E) = 1 – P
(E)
PROBABILITAS
BEBERAPA PERISTIWA
Peristiwa
saling lepas (mutually exclusive)
Dua peritiwa
merupakan peristiwa yang Mutually Eclusive jika terjadinya peristiwa yang satu
menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. Peristiwa tersebut tidak
dapat terjadi pada saat yang bersamaan, peristiwa saling asing.
Jika
peristiwa A danb B saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah :
P ( A U B) = P
(A) + P (B)
Contoh :
Sebuah
dadu dilemparkan ke atas, peristiwa-peristiwanya adalah :
A =
peristiwa mata dadu 2 muncul
B = mata
dadu lebih dari 4 muncul
Tentukan
probabilitasnya dari kejadian P (A U B) :
P (A) = 1
|
dan
P (B) = 2
|
|
|
6
|
|
6
|
|
P ( A U B )
= 1 + 2 = 3
|
|||
|
6
|
6
|
6
|
Peristiwa
Non Ecxclusive ( tidak saling lepas)
Dua peristiwa dikatakan non exclusive ,
bila dua peristiwa tidak saling lepas atau kedua peristiwa atau lebih tersebut
dapat terjadi bersamaan
Dirumuskan
sbb :
P (AUB) = P(A) +
P(B) – P(A∩B)
Contoh :
Setumpuk kartu bridge yang akan diambil
salah satu kartu. Berapa probabilitasnya adalam sekali pengambilan tersebut
akan diperoleh kartu Ace atau kartu Diamont ?
Dimisalkan
: A = kartu Ace
D = kartu Diamont
Maka P(AUD) = P(A) + P(D) – P(A∩D)
= 4
|
+ 13
|
- 1
|
52
|
52
|
52
|
=
16
52
Jika
terdapat 3 peristiwa dirumuskan sebagai
berikut :
P (AUBUC) = P(A)
+ P(B) + P(C) – P(A∩B)- P(A∩C) - P(B∩C) + P(A∩B∩C)
Peristiwa
Independent (Bebas)
Peristiwa terjadi atau tidak terjadi
tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi peristiwa lainnya.
Apabila
A dab B dua peristiwa yang Independent, maka probabilitas bahwa keduanya akan
terjadi bersama-sama dirumuskan sebagai berikut :
P (A∩B) = P(A) x P(B)
Contoh :
Dari 100
barang yang diperiksa terdapat 30 barang rusak. Berapa probabilitasnya dalam :
- tiga kali pengambilan terdapat
rusak 1
- empat kali pengambilan terdapat bagus 1
jawab :
dimisalkan A = bagus B = rusak
Maka P(A) = 0,70
P(B) = 0,30
a. K3 = 3
1
=
P(A ∩A∩B) U P(A ∩B∩A) P(B ∩A∩A)
=
0,70
x 0,70 x 0,30 atau 0,70 x 0,30 x 0,70 atau 0,30 x 0,70 x 0,70
=
0,147
+ 0,147 + 0,147 = 0,441
Peristiwa
dependent ( Bersyarat)
Terjadi jika
peristiwa yang satu mempengaruhi/merupakan syarat terjadinya peristiwa yang
lain.
Probabilitas
bahwa B akan terjadi bila diketahui bahwa A telah terjadi ditulis sbb :
P( B/A)
Dengan demikian
probabilitas bahwa A dan B akan terjadi dirumuskan sbb :
P(A∩B) = P(A) x
P(B/A)
Sedang
probabilitas A akan terjadi jika diketahui bahwa B telah terjadi ditulid sbb :
P (A/B)
Maka
probabilitas B dan A akan terjadi dirumuskan sbb :
P (A∩B) = P(B) x
P(A/B)
Contoh :
Dua buah tas
berisi sejumlah bola. Tas peertama berisi 4 bola putih dan 2 bola hitam. Tas
kedua berisi 3 bola putih dan 5 bola hitam. Jika sebuah bola diambil dari
masing-masing tas tersebut, hitunglah probabilitasnya bahwa :
- Keduanya bola putih
- Keduanya bola hitam
c. Satu bola putih dan satu bola hitam
Jawab
Misalnya A1
menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih dari tas pertama dan A2
menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih di tas kedua, maka :
P(A1
∩A2)
= P(A1)
x P(A2/A1)
= 4/6 X 3/8 = 1/4
Misalnya A1
menunjukkan peristiwa tidak terambilnya bola putih dari tas pertama (berarti
terambilnya bola hitam) dan A2 menunjukkan peristiwa tidak terambilny7a bola
putih dari tas kedua (berarti terambilnya bola hitam) maka :
P(A1∩A2)
= P(A1)
x P(A2/A1) = 2/6 x 5/8 = 10/48 = 5/24
Probabilitas
yang dimaksud adalah :
P(A1∩B2) U P(B1∩A2)
Harapan
Matematis
Jika P1, P2…..Pk
merupakan probabilitas terjadinya peristiwa maka E1, E2 …….Ek dan andaikan V1,
V2…….Vk adalah nilai yang diperoleh jika masing-masing peristiwa diatas
terjadi, maka harapan matematis untuk memperoleh sejumlah nilai adalah :
E(V) =
P1 V1 + P2V2 + ………Pk Vk
Contoh :
Dalam suatu
permainan berhadiah, pihak penyelenggara akan membayar Rp. 180.000,-apabila
pemain mendapat kartu Ace, dan akan membayar Rp. 100.000,- apabila mendapoatkan
kartu King dari setumpuk kartu bridge yang berisi 52 kartu. Bila tidak
mendapatkan kartu ace dan kartu King pemain harus membayar Rp. 45.000,- .
berapa harapan matematis pemain tersebut ?
Jawab
E (V) = Rp. 180.000 ( 4/52) + 100.000
(4/52) – 45.000 (44/52) = Rp. 16.538,46 = Rp. 16.500,-
DISTRIBUSI
TEORITIS
DISTRIBUSI TEORITIS
•
Variabel
Acak
•
Distribusi
Teoritis
•
Binomial
•
Normal
Variabel acak adalah sebuah besaran yang merupakan
hasil dari percobaan acak yang secara untung-untungan, dapat mempuyai nilai yang
berbeda-beda.
Variabel Random adalah variabel yang nilai-nilainya
ditentukan oleh kesempatan atau variabel yang dapat bernilai numerik yang
didefinisikan dalam suatu ruang sampel.
Definisi : Misalkan E
suatu experimen acak dan S ruang sampelnya. Suatu fungsi X (ditulis dengan
huruf besar) yang memberikan pada setiap elemen s dari S suatu bilangan riil,
disebut suatu variabel acak.
Conntoh
1 :
Misalkan sebuah koin dengan dua sisi yaitu sisi
gambar (G) dan sisi angka (A) dilemparkan sebanyak tiga kali berturut-turut.
Hasil-hasil yang mungkin terjadi adalah :
GGG, GGA, GAG,
AGG, GAA, AGA, AAG, AAA
Misalkan X
adalah jumlah sisi gambar yang muncul.
Nilai X yang
mungkin terjadi adalah : 0, 1, 2, 3
X = 0, berarti
tidak ada sisi G yang muncul.
X = 1, berarti
sisi G muncul satu kali.
X = 2, berarti
sisi G muncul dua kali.
X = 3, berarti
sisi G muncul tiga kali.
X disebut
variabel acak (random)
Distribusi
Probabilitas Teoritis
Dari contoh 1 diatas, bisa dibuat tabel distribusi
probabilitas Teoritis dan diagram batang untuk variabel acak X sebagai berikut
:
X
|
P(X)
|
|
|
0
|
1/8 = 0,125
|
|
|
1
|
3/8 = 0,375
|
|
|
2
|
3/8 = 0,375
|
|
|
3
|
1/8 = 0,125
|
|
|
Jumlah
|
1,00
|
|
|
0.4
|
|
|
0.35
|
|
|
0.3
|
|
|
0.25
|
|
|
0.2
|
P(X)
|
|
|
|
|
0.15
|
|
|
0.1
|
|
|
0.05
|
|
|
0
|
|
|
X=0 X=1
|
X=2 X=3
|
|
Misalkan sebuah koin
dengan dua sisi yaitu sisi gambar (G) dan sisi angka (A) dilemparkan sebanyak 4
kali berturut-turut. Hasil-hasil yang mungkin terjadi adalah :
Misalkan X
adalah jumlah sisi gambar (G) yang muncul.
Nilai X yang
mungkin terjadi adalah : 0, 1, 2, 3, 4
X=0
|
X=1
|
X=2
|
X=3
|
X=4
|
|
|
|
|
|
AAAA
|
GAAA
|
GGAA
|
GGGA
|
GGGG
|
|
|
|
|
|
|
AGAA
|
AGGA
|
GGAG
|
|
|
|
|
|
|
|
AAGA
|
AAGG
|
GAGG
|
|
|
|
|
|
|
|
AAAG
|
GAGA
|
AGGG
|
|
|
|
|
|
|
|
|
GAAG
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
AGAG
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
4
|
6
|
4
|
1
|
|
|
|
|
|
Dari contoh 2 diatas, bisa dibuat tabel distribusi
probabilitas Teoritis dan diagram batang untuk variabel acak X sebagai berikut
:
X
|
P(X)
|
|
|
0
|
1/16 = 0,0625
|
|
|
1
|
4/16 = 0,2500
|
|
|
2
|
6/16 = 0,3750
|
|
|
3
|
4/16 = 0,2500
|
|
|
4
|
1/16 = 0,0625
|
|
|
Jumlah
|
1,00
|
|
|
0.4
|
|
|
|
0.35
|
|
|
|
0.3
|
|
|
|
0.25
|
|
|
|
0.2
|
|
P(X)
|
|
|
|
|
|
0.15
|
|
|
|
0.1
|
|
|
|
0.05
|
|
|
|
0
|
|
|
|
X=0
|
X=2
|
X=4
|
|
Distribusi Binomial atau
distribusi Bernoulli (ditemukan oleh James Bernoulli) adalah suatu distribusi
teoritis yang menggunakan variabel random diskrit yang terdiri dari dua
kejadian yang berkomplemen, seperti sukses-gagal, ya-tidak, baik-cacat,
kepala-ekor dll.
Ciri-ciri
distribusi Binomial adalah sbb :
1.
Setiap percobaan hanya memiliki dua
peristiwa, seperti ya-tidak, sukses-gagal.
2.
Probabilitas suatu peristiwa adalah
tetap, tidak berubah untuk setiap percobaan.
3.
Percobaannya bersifat independen,
artinya peristiwa dari suatu percobaan tidak mempengaruhi atau dipengaruhi
peristiwa dalam percobaan lainnya.
4.
Jumlah atau banyaknya percobaan yang
merupakan komponen percobaan binomial harus tertentu.
Rumus Distribusi
Binomial
a). Rumus
binomial suatu peristiwa
Probabilitas suatu
peristiwa dapat dihitung dengan mengalikan kombinasi susunan dengan
probabilitas salah satu susunan. Berdasarkan hal tersebut, secara umum rumus
dari probabilitas binomial suatu peristiwa dituliskan :
P(X = x) = Cxn.px.qn−x
Dimana :
Cxn =
|
n!
|
|
|
|
danq = 1 – p
|
|
|
|
|
||
|
x!(n − x)!
|
|
b). Probabilitas
binomial kumulatif
Probabilitas binomial kumulatif adalah probabilitas
dari peristiwa binomial lebih dari satu sukses.
Probabilitas
binomial kumulatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
n
PBK = ∑ Cxn.px.qn−x
x=0
n
=
∑P(X
= x)
x=0
=P(X=0)+P(X=1)+P(X=2)+....+P(X=n)
Contoh :
Sebuah
dadu dilemparkan keatas sebanyak 4 kali. Tentukan probabilitas dari peristiwa
berikut :
a). Mata dadu 5
muncul 1 kali
b). Mata dadu
genap muncul 2 kali
c). Mata dadu 2
atau 6 muncul sebanyak 4 kali.
Penyelesaian :
a). Karena dadu memiliki 6 sisi, yaitu 1, 2, 3, 4,
5, 6, sehingga setiap sisi memiliki probabilitas 1/6. Jadi, probabilitas untuk
mata 1 adalah 1/6, sehigga :
p=1/6; q=5/6; n=4; x=1
(muncul 1 kali )
P(X=1) = C14.p1.q3
= 4(1/6)1(5/6)3
= 0,386
b).
Mata dadu genap ada 3, yaitu 2,4, dan 6, sehingga :
p
= 3/6 = 1/2; q = 1/2; n = 4; x = 2 P(X=2) = C24.p2.q2
=
6(1/2)2(1/2)2
=
0,375
c). Muncul mata dadu 2 atau 6 sebanyak 4 kali,
sehngga : p = 2/6; q = 2/3; n = 4; x = 4
P(X=4) = C44.p4.q0
=
1(2/6)4(2/3)0
=
0,0123
Contoh 2 :
Sebanyak 5 mahasiswa akan mengikuti ujian sarjana
dan diperkirakan probabilitas kelulusannya adalah 0,7. Hitunglah probabilitas :
a). Paling banyak
2 orang lulus.
b). Yang akan
lulus antara 2 sampai 3 orang.
c). Paling
sedikit 4 diantaranya lulus.
Penyelesaian :
a). n = 5 ; p = 0,7; q = 0,3; x = 0, 1 dan 2 P(X ≤
2)= P(X=0) + P(X=1) + P(X=2)
=
1(0,7)0(0,3)5
+ 5(0,7)1(0,3)4 + 10(0,7)2(0,3)3
=
0,16
b). n = 5 ; p =
0,7; q = 0,3; x = 2 dan 3
P(X=2 & 3)= P(X=2) + P(X=3)
=
10(0,7)2(0,3)3 +
10(0,7)3(0,3)2
=
0,44
c). n = 5 ; p = 0,7; q = 0,3; x = 4 dan 5 P(X ≥ 4)=
P(X=4) + P(X=5)
=
5(0,7)4(0,3)1 +
1(0,7)5(0,3)0
=
0,53
Distribusi Normal
Distribusi Normal adalah salah satu distribusi
teoritis dari variabel random kontinu. Distribusi Normal sering disebut
distribusi Gauss.
Distribusi
Normal memiliki bentuk fungsi sebagai berikut :
|
|
1
|
|
|
−
|
1 ( x− µ
)2
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
f (x) =
|
|
|
e
|
2 σ
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
σ
|
|
2π
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X = nilai data
|
|
|
|
|
µ = rata-rata x
|
|
|||||
π
= 3,14
|
|
|
|
|
e = 2,71828
|
|
|||||
σ
= Simpangan baku
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Karakteristik
Distribusi Normal
Distribusi
probabilitas normal dan kurva normal yang menyertainya memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut :
1.
Kurva
normal berbentuk lonceng
2.
Simetris
3.
Asimtotis
KARAKTERISTIK
DISTRIBUSI KURVA NORMAL
µ
1.
Kurva
berbentuk genta (µ= Md= Mo)
2.
Kurva
berbentuk simetris
3.
Kurva
normal berbentuk asimptotis
4.
Kurva
mencapai puncak pada saat X= µ
5.
Luas daerah di bawah kurva adalah 1; ½
di sisi kanan nilai tengah dan ½ di sisi kiri.
JENIS-JENIS
DISTRIBUSI NORMAL
10
|
|
|
9
|
|
|
8
|
|
|
7
|
|
|
6
|
|
|
5
|
|
|
4
|
|
|
3
|
|
|
2
|
|
|
1
|
|
|
0
|
|
|
|
m
|
|
Mes okurtic
|
Platy kurtic
|
Leptokurtic
|
Distribusi kurva
normal dengan µ sama dan σ berbeda
JENIS-JENIS
DISTRIBUSI NORMAL
|
Mangga
“C”
|
|
Mangga
“A”
|
|
|
|
Mangga
“B”
|
|
|
|
|
150
|
|
0
|
|
0
|
|
0
|
5
|
|
|||
3
|
|
4
|
|
|
Distribusi kurva
normal dengan µ berbeda dan σ sama
JENIS-JENIS
DISTRIBUSI NORMAL
85
|
850
|
Distribusi kurva
normal dengan µ dan σ berbeda
Luas
kurva normal antara x=a & x=b
= probabilitas x terletak antara a dan b
a µ b x
Distribusi
Probabilitas Normal Baku (Standar)
Distribusi
normal baku memiliki rata-rata hitung 0 dan nilai standar deviasi 1.
Nilai Z adalah jarak dari rata-rata hitung yang
dihitung dalam satuan standar deviasi.
Dalam bentuk
rumus :
Z =
Dengan :
X − µ
σ
X adalah nilai dari suatu pengamatan atau pengukuran
tertentu.
µ
Adalah rata-rata hitung dari distribusi.
σ
Adalah standar deviasi dari distribusi.
TRANSFORMASI
DARI NILAI X KE Z
Transformasi dari X ke Z
x z
Di mana nilai Z:
Z = X - µ
σ
1.
Diketahui
data berdistribusi normal dengan
mean
µ = 55 dan deviasi standar = 15 a) P(55≤x≤75) =
=
= P(0≤Z≤1,33)
= 0,4082 (Tabel III)
Atau
Tabel III A = 0,4082
=
P(0,33≤Z≤1,67)
=
P(0≤Z≤1,67) – P(0≤Z≤0,33)
=
0,4525 – 0,1293 = 0,3232
Z1
=
|
|
0,33 B = 0,1293
|
|
|
|
Z2 =
|
|
1,67 A = 0,4525
|
|
|
|
C = A – B = 0,3232
|
|
c)
P(40≤x≤60)= A + B
=
=
P(-1,00≤Z≤0,33)
=
P(-1,00≤Z≤0) + P(0≤Z≤0,33)
=
0,3412 + 0,1293
=
0,4705
Atau :
Z1 =
|
1,00
|
A = 0,3412
|
|
Z2 =
|
0,33
|
B = 0,1293
|
|
e.
P(x ≥ 85)
f.
P(x
≤ 85) = 0,5 + A
=
0,5 + 0,4772
=
0,9772
2)
Diketahui rata-rata hasil ujian adalah
74 dengan simpangan baku 7. Jika nilai-nilai peserta ujian bersidtribusi normal
dan 12% peserta nilai tertinggi mendapat nilai A, berapa batas nilai A yang
terendah ?
Jawab:
PENDEKATAN NORMAL UNTUK
BINOMIAL
Distribusi
Binomial :
Exp
: Pendekatan normal untuk binomial dengan n = 15, p
=
0,4
Jika
x suatu variable random binomial dengan mean & variansi
Jika
n cukup besar (n>30) dan p tidak terlalu dekat dengan 0 atau 1, maka :
Contoh :
1)
Suatu pabrik/ perusahaan pembuat CD
menghasilkan 10% CD yang cacat/ rusak.
Jika 100 CD dipilih secara random, berapa probabilitas terdapat :
a)
8 CD yang rusak
b)
Paling sedikit 12 CD yang rusak
c)
Paling banyak 5 CD yang rusak
Jawab :
|
|
|
x
= banyak CD yang rusak
|
|
|
x
∼ Bin(100; 0,1)
|
n = 100,
|
p = 0,1
|
µ
= n.p = 100.(0,1) = 10
= n.p.(1-p)=100.(0,1).(0,9)=9 σ =
Z1 =
|
|
0,83 A = 0,2967
|
|
|
|
Z2
=
|
0,50 B = 0,1915
|
|
P(x=8)
= A – B
|
|
|
|
= 0,2967 – 0,1915
|
=
0,1052
|
=
-1,50 A = 0,4332
P(x≤5) = 0,5 – 0,4332 = 0,0668
2)
Dalam ujian pilihan ganda, tersedia 200
pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban dan hanya 1 jawaban yang benar. Jika
seseorang
memilih jawaban secara random, berapa peluang dia
lulus ujian (syarat lulus : benar paling sedikit 60)
Jawab :
x = banyak jawaban yang benar
P
= 0,25 = ¼ 1 – p = 0,75 x ∼
Bin(200; 0,25)
µ
= n.p = 50
= n.p(1-p) = 200(0,25).(0,75) = 37,5 σ
= 6,13
P(x≥60) = Luas kurva normal dari
x = 59,5 ke kanan
Z1
=
|
= 1,55
|
A = 0,4394
P(x≥60)
= 0,5 – 0,4394
=
0,0606
=
6,06
%
No comments:
Post a Comment