Tuesday, June 17, 2014

PROPOSAL SKRIPSI

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dan Faktor Makro Ekonomi terhadap Return saham (Studi Kasus: Perusahaan Property di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)













Proposal Skripsi


Disusun Oleh :
ANNISA RAHMADHANI
10211973


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mendapatkan keuntungan yang banyak dalam kurun waktu yang sangat cepat adalah keinginan setiap masyarakat walaupun itu masih sekedar khayalan semata. Banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat demi mewujudkan khayalan tersebut, seperti membuka bisnis baru, melakukan deposito di bank, melakukan investasi, dan lain-lain. Namun, dari alternatif-alternatif yang ada, berinvestasi merupakan salah satu alternatif yang paling diminati dan juga semakin meningkat. Sedikitnya, ada sekitar empat ratus ribu investor domestik yang sudah menginvestasikan dananya pada pasar modal (BEI).
Pada era globalisasi yang maju pesat saat ini, perkembangan dunia pasar modal menyebabkan tingginya persaingan dalam dunia bisnis, tak terkecuali dalam bisnis di bidang property dan real estate saat ini di Indonesia. Hal ini tentunya mendorong setiap perusahaan untuk terus bersaing dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya guna menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya bagi perusahaan. Untuk itu, manajemen perusahaan perlu untuk mengetahui kondisi kinerja bisnis perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan. Kondisi kinerja keuangan yang baik akan menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan untuk dapat masuk dan berkembang dalam dunia pasar modal, terutama dalam mempengaruhi peningkatan harga saham di bursa saham.
Bisnis property di indonesia semakin tahun semakin meningkat pesat. Hal ini didukung dengan minat masyarakat yang tinggi untuk berinvestasi di bidang property. Bisnis property ini juga menjanjikan karena property salah satu kebutuhan primer masyarakat. Jadi semakin banyak masyarakat yang ingin membeli rumah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan property maka bisnis ini akan terus meningkat. Bisnis ini juga termasuk bisnis jangka panjang per proyeknya jadi investor semakin tertarik untuk menginvestasikan dananya di bisnis ini.
Perkembangan dunia pasar modal pada perusahaan yang bergerak dalam industri propertydan real estate yang dilaksanakan oleh Bursa Efek Indonesia dapat dikatakan cukup maju pesat di Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan property dan real estate yang go public di Indonesia (www.idx.co.id). Perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri property dan real estate yang go public menjadikan pasar modal sebagai lembaga alternatif untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan.
Dalam berinvestasi, para investor harus pintar memilih perusahaan yang akan menjadi salah satu tempat untuk berinvestasi. Salah satu cara untuk menilai perusahaan tersebut layak atau tidak untuk tempat berinvestasi adalah dengan cara melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Menurut Kieso (2011:21) laporan keuangan suatu perusahaan dikatakan baik jika memiliki laporan laba rugi (income statement), laporan ekuitas pemilik (retained earning statement), neraca (statement of financial position), dan laporan arus kas (statement of cash flow). Berdasarkan keempat hal di atas, calon investor dapat dapat mengetahui berapa besarnya earning yang didapatkan oleh suatu perusahaan. Earing yang dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (outstanding share) digunakan oleh calon investor untuk menghitung earning per share (EPS). EPS bagi investor merupakan informasi mendasar karena dari EPS itulah calon investor dapat menilai peluang earning perusahaan di masa akan datang (Tandelilin,2010:365).
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat diteliti lebih lanjut lagi dengan menggunakan analisis rasio. Analisis rasio yang paling tepat dalam melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan adalah analisis rasio profitabilitas karena investor dapat melihat sejauh mana perusahaan akan berhasil di masa akan datang khususnya return yang akan diberikan kepada investornya.
Return merupakan suatu hal yang diharapakan investor pada saat berinvestasi. Karena tujuan orang atau masyarakat untuk berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan. Return perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi internal perusahaan saja tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan eksternal perusahaan yaitu makro ekonomi. Kondisi perekonomian seperti equivalen rate, inflasi dan nilai tukar dapat mempengaruhi return.
Permasalahan-permasalahan di atas mendasari dilakukannya penelitian ini dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dan Faktor Makro Ekonomi terhadap Return saham (Studi Kasus: Perusahaan Property di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)”
B.     Rumusan Masalah
Dalam melakukan investasi, investor tentunya perlu melihat apakah perusahaan yang akan dijadikan tempat kegiatan investasi memiliki kinerja yang baik atau tidak, karena hanya perusahaan yang berkinerja baik yang dapat memberikan (tingkat pengembalian) return saham yang diharapkan.
Dalam berinvestasi, investor mengingkan adanya return (tingkat pengembalian) yang baik dari perusahaan. Namun, kinerja perusahaan tidak selalu stabil. kinerja perusahaan bersifat fluktuatif artinya perusahaan bisa saja dalam kondisi yang amat sangat baik atau juga dalam kondisi yang sedang tidak baik atau buruk sehingga berakibat pada return saham yang diharapkan oleh investor.
Maka dari itu, investor harus lebih teliti dan lebih pintar menganalisis kinerja keuangan para calon perusahaan yang akan menerima dana investasi dengan cara menganalisis melalui rasio profitabilitas yang diwakili oleh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan juga melihat keadaan makro ekonomi apakah keadaan ekonomi memungkinkan untuk melakukan investasi yang diwakili oleh Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Mata Uang.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1.      Apakah terdapat pengaruh antara kinerja keuangan perusahaan yang diwakili dengan Return on Asset dan Return on Equity terhadap return saham perusahaan?
2.      Apakah terdapat pengaruh antara makro ekonomi yang diwakili oleh Equivalen rate dan Nilai Tukar terhadap return saham perusahaan?
3.      Apakah kinerja keuangan perusahaan yang diwakili dengan Return on Asset dan Return on Equity serta makro ekonomi yang diwakili dengan Equivalen rate dan Nilai Tukar secara simultan berpengaruh terhadap return saham perusahaan?
C.    Metodologi Penelitian
Unit penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan diambil 10 perusahaan secara acak yaitu PT Agung Podomoro Group Tbk., PT Agung Sedayu Group, PT Alam Sutera Reality Tbk., PT Ciputra Development Tbk., PT Sinarmas Multiartha Tbk., PT Summarecon Agung Tbk., PT Paramount Serpong, PT Pakuwon Jati Tbk., PT Lippo Karawaci Tbk., dan PT Intiland Development Tbk. Model penelitian beserta variabelnya adalah:
 






Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham perusahaan serta variabel independennya adalah kinerja perusahaan dan makro ekonomi. Oleh karena itu dirumuskan dengan persamaan regresi linier berganda dengan empat variabel independen:
Keterangan:
Y              = Return Saham Perusahaan
α               = Konstanta
β1...β4      = Koefisien Regresi
X1                 = ROA
X2                 = ROE
X3                 = Equivalen rate
X4                 = Nilai Tukar
ε               = error

BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A.    Analisis Laporan Keuangan
Analisis Rasio Keuangan merupakan perhitungan yang telah dirancang untuk membantu laporan keuangan. Teknik dengan menggunakan rasio ini merupakan cara yang saat ini masih efektif dalam mengukur tingkat kinerja serta prestasi keuangan perusahaan.   
Menurut Harahap (2009 : 190), analisis laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Menurut Munawir (2010 : 35), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari informasi keuangan yang timbul akibat adanya transaksi-transaksi yang kemudian dianalisa, diklasifikasi, dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya dalam suatu laporan keuangan. Sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio keuangan. Dengan adanya analisa terhadap rasio-rasio, perusahaan dapat mengetahui perubahan yang telah dilakukan oleh perusahaan dan menggambarkan kecenderungan yang timbul dalam perusahaan pada suatu periode.

B.     Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
            Menurut Kasmir (2010 : 92), secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

C.    Pengertian Rasio Keuangan
            Menurut Van Home (2012) dalam buku terjemahannya yang berjudul “Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 13”, rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Sedangkan menurut Kasmir (2010: 93), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
            Dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah suatu angka atau presentase yang digunakan untuk  menilai serta memberikan gambaran mengenai kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu.

D.    Rasio Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2009 : 222) rasio keuntungan digunakan untuk mengukur seberapabesar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, dimana semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Sedangkan menurut Kasmir (2010 : 115), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Berdasarkan dari pengertian para ahli di atas, maka rasio profitabilitas atau rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan kinerja perusahaan selama satu periode dan dari rasio ini dapat diketahui juga seberapa besar laba yang harus diinvestasikan kembali dan seberapa banyak laba yang akan dibayarkan sebagai dividen.
Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai rasio profitabilitas.
1. Return On Asset (ROA)               
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.Rumusnya Return On Assetadalah:
Laba Bersih
Return On Asset =                                 x 100%
Total Assets

2. Return On Equity (ROE)                                     
ROE merupakan rasio pengukuran terhadap penghasilan yang dicapai bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham maupun pemegang saham preferend) atas modal yang diinvestasikan pada perusahaan. Rumus Return on Equity adalah :
 Laba Bersih
Return On Equity=                              x 100%
            Modal Sendiri

E.     Saham
            Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling populer. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.  Saham ada dua macam, yaitu saham biasa dan saham preferen (Martalena dan Maya Malinda, 2011 : 12).           
Sedangkan menurutAthanasius (2012 : 14), saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Saham terdiri dari 2 jenis yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan yang menanggung resiko dan mendapatkan keuntungan dari perolehan dividen yang lebih besar apabila kondisi perusahaan baik dibandingkan pemegang saham preferen.  Sedangkan saham preferen mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Pemegang saham preferen ini memperoleh hal untuk memperoleh dividen yang tetap setiap tahunnya.
Berdasarkan pengertian diatas, saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham pun turut menanggung risiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.

F.     Harga Saham
Harga saham merupakan cerminan dari nilai suatu perusahaan bagi para investor. Semakin baik perusahaannya mengelola usahanya dalam memperoleh keuntungan, semakin tinggi juga bilai perusahaan tersebut dari di mata para investor. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan return bagi para investor. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan return bagi para investor berupa capital gain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap citra perusahaan (Wira, 2011:7).
Di bursa saham kita mengenal beberapa istilah yang terkait dengan harga saham, seperti open, high, low, close, dan ask (Athanasius, 2012 : 30). Berikut penjelasan istilah harga tersebut :
·         Open (pembukaan): harga yang terjadi pada transaksi pertama satu saham.
·         High (tertinggi) : harga tertinggi transaksi yang tercapai pada satu saham.
·         Low (terendah) : harga terendah transaksi yang tercapai pada satu saham.
·         Close (penutupan) : harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham.
·         Bid (minat beli) : harga yang diminati pembeli untuk melakukan transaksi.
·         Ask (minat jual) : harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi.
Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
            Harga saham di bursa juga dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif yaitu: penawaran dan permintaan, perilaku investor, kondisi pasar modal, keadaan perekonomian dan politik (Widyastuti Pratidina, 2011: 23).
Dari banyaknya pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

G.    Imbal Hasil Saham
   Keuntungan merupakan sesuatu yang diharapkan oleh investor dalam berinvestasi. Keuntungan yang di dapat merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko (Tandelili,2010:102). Maka, return saham dapat dihitung sebagai berikut:
            Keterangan:
            R          = Return saham
            Pt         = Harga saham sekarang
            Pt-1      = Harga saham periode lalu

H.    Variabel Makro ekonomi
            Lingkungan makro ekonomi adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari (Tandelilin,2010:341). Kegiatan operasional suatu perusahaan dapat terpengaruh dari berbagai faktor baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi return dan laba suatu perusahaan.
    Sebagai contoh  salah satu faktor makro ekonomi yaitu tingkat inflasi di Indonesia. Kenaikan tingkat inflasi segaris lurus dengan kenaikan pendapatan  dan biaya perusahaan. Namun, apabila peningkatan biaya produksi tidak dapat diimbangin dengan kenaikan harga oleh suatu perusahaan. Maka, tingkat profitabilitas suatu perusahaan akan mengalami penurunan.
   Berdasarkan hal tersebut jelas bagi investor harus cerdik dalam mengambil keputusan dalam melakukan investasi. Investor hendaknya melihat secara lebih luas dalam melakukan analisis terhadap tindakan investasi yang dilakukan. Tidak cukup hanya melakukan analisis perusahaan ataupun analisis laporan keuangan. Namun, investor hendaknya melakukan analisis terhadap analisis ekonomi dan analisis industri. Penguasaan yang baik dalam memahami dan meramalkan kondisi makro ekonomi di masa yang akan datang dapat mendatangkan keuntungan bagi investor. 
   Berikut beberapa variabel makro ekonomi (Tandelilin,2011:342) yaitu inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar,dll. Namun, variabel makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.         Inflasi
        Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga barang atau jasa untuk menarik secara umum dan terus-menerus, Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak bisa disebut inflasi, demikian pula kenaikan harga yang bersifat sementara juga bukan inflasi. diperlukan jumlah uang yang semakin banyak atau dengan jumlah uang yang sama maka jumlah barang yan dibeli semakin berkurang.
2.         Tingkat bunga
        Bunga adalah beban atau biaya yang dibebankan kepada peminjam oleh pemberi pinjaman. Tingkat bunga yang dimaksudkan dalam variabel makro ekonomi pada penelitian ini adalah bunga yang tercantum di dalam surat berharga.  
3.        Kurs Rupiah
        Kurs dapat dibedakan menjadi dia, yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari ata uan dua negara sedangkan kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang kedua negara tersebut. 
  
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut didapat dari internet seperti www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com, www.bi.go.id, dan berbagai website resmi yang mendukung penelitian ini. Pada penelitian ini, periode data yang digunakan adalah 3 tahun yaitu antara tahun 2010-2012.
B.     Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu pengertian abstrak yang menunjukkan totalitas dari seluruh obyek penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan obyek pengamatan yang dipilih dari populasi (Gunawan, 2002:3). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 108 perusahaan yang termasuk sektor property dalam Bursa Efek Indonesia, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan yang termasuk sektor property dalam Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih secara acak (random sampling).

C.    Metode Pengumpulan Sampel
Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan dokumentasi karena data yang digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data melalui lembaga yang menyediakan data tersebut yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI) selain itu juga menggunakan situs internet seperti google, yahoo, dan berbagia media yang menyediakan informasi dimana bertujuan untuk menjawab masalah yang ada data tersebut akan diolah lebih lanjut guna mendapatkan informasi yang relevan dengan penelitian.

D.    Metode Analisis Data
Penelitian ini melakukan analisis dari informasi yang telah didapat dari penelitian dengan cara sebagai berikut:
1.      Melakukan perhitungan ROA dan ROE yang berupakan variabel independen pada penelitian ini berdasarkan laporan keuangan selama 3 tahun yaitu dari tahun 2010-2013. Rumus ROA dan ROE di dapatkan dengan perhitungan rumus sebagai berikut:

2.      Melakukan kutipan atas equivalen rate dan nilai tukar di situs resmi yang telah disediakan seperti www.bi.co.id .
3.      Melakukan kutipan atas harga saham selama periode kemudian menghitung return saham. Rumus yang digunakan dalam perhitungan returns saham adalah:
4.      Melakukan analisis data dengan uji asumsi klasik, regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji t, dan uji f dari masing-masing variabel yang dubuat dengan SPSS versi 20.
E.     Uji Statistik
Berikut adalah uji statistik yang digunakan dalam penelitian untuk variabel kinerja keuangan dan makro ekonomi serta return saham. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penaruh variabel-variabel tersebut.
a.      Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.      Uji Normalitas
Menurut Ghozali (dalam Lusi, 2013:37) dengan tujuan untuk dapat mengetahui bahwa data yang ada terdistribusi normal dan independen. Walaupun normalitas suatu data tidak terlalu penting, tetapi sebaiknya data yang ada berkontribusi normal. Uji normalitas menjadi penting dikarenakan dengan normalnya suatu data maka data tersebut dapat dianggap dapat mewakili populasi (Priyanto dalam Lusi, 2013:37). Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik maupun menggunakan uji statistik.
2.      Uji Multikolinearitas
Dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang erat antar variabel bebas yang akan digunakan dalam suatu regresi. Regresi yang baik adalah suatu regresi yang tidak memiliki multikolinearitas didalamnya sehingga tidak ada gangguan yang diharapkan akan terjadi pada regresi tersebut. Priyatno (dalam Dhimas, 2012:7), menuliskan bahwa variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolorance yang lebih kecil daripada 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar daripada nilai 10.
3.      Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (dalam Susan, 2012:6) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
1)      Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2)      Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.      Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Menurut Ghozali (dalam Astria, 2013:38) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu : (1) Uji Durbin–Watson, (2) Uji Lagrange Multiplier, (3) Uji Statistik Q. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian  Durbin–Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1)        -2 < DW < 2 = tidak ada autokorelasi.
2)        Angka DW dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
3)        Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
b.      Uji Regresi Linier Berganda
      Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variable independendengan satu variable dependen yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan suatu nilai variable dependen berdasarkan variable independen (Priyanto dalam Lusi, 2013:38). Selain itu, uji regresi linear juga berguna untuk mengukur kekutan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan menunjukan arah hubungan variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali dalam Lusi, 2013:38). Berikut beberapa langkah dalam penyusunan analisis regresi linier berganda:
1.      Persamaan regresi linier berganda
Persamaan regresi linier berganda dengan empat variable independen:
                       
Keterangan:
Y :Variabel dependen ( Return saham)
A: Konstan, yaitu nilai Y jika X1, X2, X3, dan X4= 0
B1, B2, B3, dan B4: Koefisiensi regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variable Y yang didasarkan pada variable X1, X2, X3, dan X4.
X1 :Variabel independen ( ROA)
X2 :Variabel independen ( ROE)
X3 :Variabel independen (Equivalen Rate)
X4 :Variabel independen (Nilai Tukar)
c.       Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas (X) terhadap (Y) dengan melakukan uji t untuk melihat pengaruh secara parsial, dan uji F untuk melihat pengaruh variabel secara simultan. Berikut penjelasan mengenai kedua hal di atas:
1.      Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh parsial dari variabel-variabel independen apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila T hitung lebih besar dari T tabel maka dapat disimpulakan bahwa variabel-variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel-variabel dependen. Kriteria pengujian jika signifikansi >0,0, maka HO diterima dan jika signifikan <0,05, maka Ho ditolak. Berikut hipotesis untuk uji t tersebut adalah:
Ho1    :Ada pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap tingkat return saham secara parsial.
Hi1     : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap tingkat return saham secara parsial.
Ho2  : Ada pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap tingkat return saham secara parsial.
Hi2     : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap tingkat return saham secara parsial.
Ho3    : Ada pengaruh yang signifikan antara equivalen rate terhadap tingkat return saham secara parsial.
Hi3   : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara equivalen rate terhadap tingkat return saham secara parsial.
Ho4  : Ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar terhadap return saham secara parsial.
Hi4  : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar terhadap tingkat return saham secara parsial.

2.      Uji F
Uji F berfungsi untuk mengetahui pengaruh simultan atau bersamaan dari variabel-variabel independen apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka dapat disimpulakan bahwa variabel-variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel-variabel dependen. Hipotesis untuk uji f tersebut adalah:
Ho5                         : Ada hubungan yang signifikan antara ROA, ROE, equivalen rate dan nilai tukar terhadap return saham secara simultan.
Hi5                          : Tidak ada hubungan yang signifikan antara ROA, ROE, equivalen rate dan nilai tukar terhadap return saham secara simultan.
F.     Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan melihat seberapa baik variabel independen menerangkan atau memperjelas keberadaaan variabel dependen. Hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien determinasi yang tinggi, maka semakin tinggi pula kemampuan variabel indipenden dalm menjelaskan variabel dependen. Berikut penjelasan dari koefisien determinasi:
a.       Nilai R berkisar antara 0-1.
b.      Jika nilai R =1 maka variabel independen menjelaskan secara sempurna variabel dependen.
c.       Jika nilai R=0 maka tidak ada penjelasan atau tidak ada keterkaitan variabel independen terhadap variabel terikat.

DAFTAR PUSTAKA 
Indrawati, Susan Mey. 2012. “Pengaruh EPS, DER, PBV, ROA, ROE terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Farmasi TBK, yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Skripsi. Jakarta: FE Gunadarma.
Kieso, Jerry J. Terry D Weygandt. Warfield. 2011. Intermediate Accounting, 12th Edition.
Lesmana, Lusi. 2013. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham”. Skripsi. Jakarta: FE Binus.
Novita, Astria. 2013. “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di BE)”. Skripsi. Jakarta: FE Binus.
Putra, Dhimas Ari Mahardhika. 2012. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Skripsi. Jakarta: FE Gunadarma.
Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Pengantar Ekonometrika. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.